Rabu, 19 Desember 2012

KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai “siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Mansyur (1991), batasan belajar mengajar yang bersifat umum mempunyai empat dasar strategi, yaitu :
1.    Mengindentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2.    Mempertimbangkan dan memilah system belajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
3.    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4.    Menetapkan norma norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standart keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Strategi belajar mengajar pada dasarnya memiliki implikasi sebagai berikut :
1.    Proses mengenal karateristik dasar anak didik yang harus dicapai melalaui pembelajaran,
2.    Memilih system pendekatan belajar berdasarkan kultur, aspirasi dan pandangan filosofis masyarakat,
3.    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik mengajar
4.  Menetapkan norma norma atau Kriteria Kriteria keberhasilan belajar.

Definisi dari para ahli tentang belajar antara lain sebagai berikut :
1.    Skinner (dalam Barlow, 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2.    Hilgard & Bower dalam bukunya “Theories of Learning” (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman  yang berulang ulang dalam situasi tersebut.
3.    M. Sobry Sutikno dalam bukunya “Menuju Pendidikan Bermutu” (2004), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4.    C.T. Morgan dalam “Introduction To Psychology” (1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
5.    Thursan Hakiem  dalam bukunya “Belajar Secara Aktif” (2002), mengartikan  belajar suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku.

Belajar Konsep Dan Belajar Proses
   Apabila persoalan belajar keterampilan proses dikaitkan dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), maka tampak beberapa kesamaan konseptual, baik belajar ataupun keterampilan proses, keduanya mempunyai cirri cirri sebagai berikut :
a) Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai;
b) Menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran;
c) Menekankan pentingnya bahwa belajar adalah proses timbale balik yang dapat dicapai oleh anak didik;
d) Menekankan hasil belajar secara tuntas dan utuh.
Konsep Mengajar
“ Mendidik bukan hanya dengan nasehat saja, sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik, baik dengan apa yang dikatakannya. Jangan di lain kata, lain perbuatan” (JULLY CHEUNG).
      Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari Guru kepada Siswa. Banyak kegiatan ataupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, Oleh karena itu rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).
      Hasibuan (2000) menyebutkan bahwa konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai sesuatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan di kalangan pengajar. Hasil penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional di atas.

Hakikat Proses Belajar Mengajar
            Dalam seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung  kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.
      Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan 2 pelaku aktif, yaitu Guru dan Siswa, Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang di desain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
      Sama halnya dengan belajar, mengajar pada haikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Nana Sudjana, 1991)
Kegiatan belajar mengajar memiliki cirri cirri sebagai berikut :
a) Memiliki tujun, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu,
b) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah langkah, metode dan tehnik yang direncanakan dan di desain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
d) Adanya materi yang jelas, terarah dan terencana dengan baik.
e) Adanya aktifitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
f) Aktor guru yang cermat dan tepat
g) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan guru anak didik dalam proporsi masing masing.
h) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
i) Evaluasi, baik evaluasi proses ataupun evaluasi produk.

2 komentar:

 
© 2010 Blog HPB | Blogger.com