KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasai marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan MAKALAH
yang berjudul ”hubungan antar manusia” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Selanjutnya
salam serta shawat semoga tetap tercurah bagi hamba pilihan Allah Rasulullah
Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan pengorbanan beliaulah sehingga umat
islam bisa mencapai alam yang terang benderang seperti yang sudah kita rasakan
saat ini.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada kami sehingga kami mampu mengerjakan
tugas Kliping ini, serta ucapan terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang juga ikut berpartisipasi didalamnya dalam hal pembuatan Kliping ini.
Semoga dengan adanya Kliping ini akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi kita semua amienn....
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang ..................................................................................... 1
- Rumusan Masalah ................................................................................ 1
- Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
- Hubungan manusia dan kebudayaan.................................................... 2
- Hubungan manusia dan pendidikan..................................................... 3
- Kaitan manusia, kebudayaan dan pendidikan...................................... 4
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan .......................................................................................... 7
- Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia seperti yang kita
ketahui sangat erat sekali hubungannya dengan kebudayaan dan pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “ Education as
Cultural Conservation ”. Disini peran pendidikan sebagai pelestarian
budaya dan pendidikan harus didasarkan kepada nilai – nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Sebab kebudayaan tersebut telah
teruji dalam segala zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan adalah esensial yang
mampu mengemban hari kini dan masa depan umat manusia ( Mohammad Noor Syam,
1984 ). Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup
dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai –
nilai budaya bagi kehidupan manusia.
Hakikat manusia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu
keharusan agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga
keaslian budaya kita karena kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek
moyang kita dahulu. Kebudayaan itu di ibaratnya seperti ciri khas dari
manusia yang menggunakan kebudayaan tersebut. Namun akhir – akhir ini kita
pasti sudah tahu kalau banyak dari kebudayaan Negara kita ini telah terpengaruh
oleh kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan efek dari arus
globalisasi yang sangat kencang sehingga banyak kebudayaan – kebudayaan dari
luar yang bebas keluar masuk ke dalam Negara kita ini sehingga kebudayaan kita
sedikit terpengaruh.
B. Rumusan Masalah
1.
Hubungan manusia dan
kebudayaan
2.
Hubungan manusia dan
pendidikan
3.
Kaitan manusia, kebudayaan
dan pendidikan
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui hubungan
manusia dan kebudayaan
2.
Untuk mengetahui hubungan
manusia dan pendidikan
3.
Untuk mengetahui kaitan
manusia, kebudayaan dan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Hubungan manusia dan
kebudayaan
Manusia adalah makhluk
individual, namun demikian manusia tidak hidup sendiri, tidak mungkin hidup
sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup dalam
keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dengan sesamanya (
bermasyarakat ) setiap individu menepati kedudukan ( status ) tertentu. Di
samping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidup masing – masing.
Terdapat hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Terdapat hubungan timbal balik antara
individu dengan sesamanya dalam rangka mengukuhkan eksistensinya masing –
masing maka hendaknya terdapat keseimbangan antara individualitas dan
sosialitas pada setiap manusia.
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan
kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada
di luar manusia, bahkan hakikatnya meliputi perbuatan manusia itu sendiri.
Berbicara tentang kebudayaan adalah berbicara tentang manusia itu sendiri.
Kebudayaan bertautan dengan kehidupan manusia sepenuhnya, kebudayaan menyangkut
sesuatu yang Nampak dalam bidang eksistensi setiap manusia. Manusia tidak
terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena
bersama kebudayaannya ( C. A. Van Peursen, 1957 ). Sejalan dengan ini Ernst
Cassirer menegaskan bahwa manusia tidak akan menjadi manusia karena faktor di
dalam dirinya, seperti misalnya naluri, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu
pekerjaannya, kebudayaannya.
Kebudayaan memiliki fungsi postif bagi manusia, namun demikian apabila
manusia kurang bijaksana dalam mengembangkannya, kebudayaan pun dapat
menimbulkan kekuatan – kekuatan yang mengancam eksistensi manusia. Contoh dalam
perkembangan kebudayaan yang begitu cepat, sejak abad yang lalu disinyalir
telah menimbulkan krisis antropologis. Kebudayaan tidak bersifat statis
melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada diri manusia mengaplikasikan
adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula
oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan
negatif dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang – kadang terombang
– ambing di antara dua relasi kecenderungan. Di satu pihak ada yang mau
melestarikan hal – hal lama ( tradisi ), sedang yang lain terdorong
untuk menciptakan hal – hal baru ( inovasi ). Ada pergolakan yang tak kunjung reda antara
tradisi dan inovasi. Hal ini meliputi semua kehidupan budaya ( Ernst Cassirer,
1987 ).
Kebudayaan mempunyai sifat normatif, karena diarahkan oleh nilai – nilai
yang diakui bersama di dalam suatu masyarakat. Proses pendidikan dengan
sendirinya merupakan suatu proses yang normatif, yang di dasari dengan nilai –
nilai. Salah satu contoh kebudayaan adalah pendidikan. Pendidikan sebagai suatu
proses kebudayaan yang harus melihat peserta didik sebagai individu yang menyeluruh
atau sebagai seorang seutuhnya. Kebudayaan juga mengatur manusia untuk
bertindak.
B.
Hubungan manusia dan pendidikan
Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu
bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan
pendidikan sangat erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam
kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam
rangka mempertahankan hidupnya. Manusia disebut juga “ Homo Sapiens ”
yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin
mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari rasa
ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang bermanfaat untuk manusia itu
sendiri.
Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai
sesuatu dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan –
kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan – keterbatasan. Manusia tidak
hanya memiliki sifat – sifat yang baik namun juga mempunyai sifat – sifat yang
kurang baik. Menurut pandangan pancasila manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan
hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Setiap manusia itu membutuhkan
pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan –
kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.
Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada
yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat
didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak
dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang
melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses
alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh
sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang
optimal sebagai manusia. Dalam ajaran Agama Islam memandang bahwa manusia
sebagai tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang dikembangkan
itu tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa,
berilmu pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi. Kemampuan kreatif
manusia pun berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan
kelemahan unsur penunjang kerativitas seperti pendengaran, pengelihatan serta
pola piker manusia tersebut. Berdasarkan undang – undang Sisdiknas No 20 tahun
2003 BAB I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
C.
Kaitan manusia,
kebudayaan dan pendidikan
Manusia seperti yang kita
ketahui sangat erat sekali hubungannya dengan kebudayaan dan pendidikan. Pendidikan
merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “ Education as Cultural
Conservation ”. Disini peran pendidikan sebagai pelestarian budaya
dan pendidikan harus didasarkan kepada nilai – nilai kebudayaan yang telah ada
sejak awal peradaban umat manusia. Pendidikan merupakan salah satu unsur
kebudayaan, karena proses pendidikan pada dasarnya merupakan hakikat dari
kebudayaan itu sendiri. Berdasarkan nilai – nilai kebudayaan yang beragam,
kompleks dan terintegrasi maka suatu proses pendidikan tidak dapat dilihat dari
satu sudut saja. Tetapi harus menggunakan pandangan yang multi displiner.
Manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupannya tidak dapat terlepas
dari hubungan sosial. Kebudayaan mengatur manusia untuk bertindak. Kebudayaan
melahirkan kaidah – kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang
diakhibatkan oleh kekuatan – kekuatan tersembunyi di masyarakat. Kaidah –
kaidah ini berupa petunjuk cara bertingkah laku di dalam pergaulan hidup.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila manusia hidup sendiri, maka tak
aka nada manusia lain yang merasa terganggu oleh tindakan – tindakannya. Akan
tetapi setiap manusia, bagaimana hidupnya akan selalu menciptakan kebiasaan
bagi dirinya sendiri.
Manusia tanpa kebudayaan dan
pendidikan bagaikan kesatuan tubuh yang tanpa arti. Karena
kebudayaan manusia dapat mengetahui semua yang ada di lingkungannya. Peranan
kebudayaan dan pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Sekolah adalah
salah satu contoh kebudayaan dan pendidikan. Sekolah merupakan suatu lembaga
utama ( selain keluarga ) yang dipergunakan oleh orang dewasa dalam mewariskan
kebudayaan kepada anak – anaknya ( generasi penerus ). Oleh karena itu orang
dewasa yang ada di sekolah ( guru ) harus memiliki pemahaman yang jelas tentang
budaya yang berkembang di masyarakat, baik secara mikro maupun secara makro
yang meliputi tentang nilai, kepercayaan, dan norma.
Manusia merupakan individu
yang memerlukan pendidikan yang layak. Pendidikan salah satu contoh kebudayaan
yang selalu berkembang sesuai perkembangan zaman. Manusia yang baik adalah
manusia yang dapat melestarikan kebudayaannya karena manusia sebagai makhluk
budaya. Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya dan yang
menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia. Hal ini juga yang membedakan
manusia dengan makhluk yang lainnya ( hewan ) dengan adanya kebudayaan dan
pendidikan. Perkembangan pendidikan sejajar dengan perkambangan kebudayaan.
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan
merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai – nilai
kebudayaan ( pendidikan bersifat reflektif ). Pendidikan juga bersifat
progresif yaitu yang selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai
tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan
terintegrasi. Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal yang disengaja
diadakan atau tidak. Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain,
membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi
cermin tingkat pendidikan.
Pendidikan informal
lebih dahulu ada
dari pada pendidikan formal ( education dan
schooling ) pendidikan informal merupakan unsur mutlak kebudayaan untuk
semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya pembagian kerja. Pada
dasarnya keduanya disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan keduanya tidak
berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan formal, tetapi
kebersamaan warga dan negara karena segala unsure kebudayaan bernilai
pendidikan baik yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan. Setiap
manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat
mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan
dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat
diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku
manusia dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah
yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan
berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui
suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat
rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan
perkembangan yang optimal sebagai manusia
Dengan demikian pendidikan
merupakan ikhtiar pembudayaan demi peradaban manusia. Pendidikan bermakna
sebagai proses pembudayaan dan seiring bersama itu berkembanglah sejarah
peradaban manusia. Seluruh kebudayaan hanya bias dialihkan dari satu generasi
ke generasi lain melalui pendidikan. Kalau demikian halnya maka pendidikan
tidak hanya merupakan prakarsa bagi terjadinya pengahlian pengetahuan dan
keterampilan tetapi juga melalui pengalihan nilai – nilai budaya dan norma –
norma sosial.
Nilai – nilai budaya yang
diwariskan merupakan unsur luar yang masuk ke dalam diri manusia, sementara
dalam diri manusia ada unsur yang menonjol keluar seperti perkembangan potensi
yang dimiliki manusia. Tugas utama pendidikan adalah berusaha mewariskan nilai
– nilai budaya tersebut, sesuai dengan potensi dan lingkungan pada individu dan
masyarakat. Hasan Langgulung, menyatakan sulit dibayangkan bahwa seseorang
tanpa lingkungan yang member corak kepada watak dan kepribadian, sebab
lingkungan inilah yang berusaha mewariskan nilai – nilai budaya yang
dimilikinya dengan tujuan memelihara kepribadian dan identitas budaya tersebut
sepanjang zaman. Sebab budaya dan peradaban juga bias mati apabila nilai –
nilai, norma – norma dan berbagai unsur lainnya yang dimiliki berhenti dan
tidak berfungsi lagi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia memiliki inisiatif dan
kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya.
Kebudayaan bukan sesuatu yang ada di luar manusia, bahkan hakikatnya meliputi
perbuatan manusia itu sendiri. Berbicara tentang kebudayaan adalah berbicara
tentang manusia itu sendiri. Kebudayaan bertautan dengan kehidupan manusia
sepenuhnya, kebudayaan menyangkut sesuatu yang Nampak dalam bidang eksistensi
setiap manusia. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru
menjadi manusia karena bersama kebudayaannya ( C. A. Van Peursen, 1957 ).
Setiap manusia itu membutuhkan
pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan –
kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri.
Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada
yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat
didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak
dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang
melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses
alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh
sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang
optimal sebagai manusia.
Manusia merupakan individu
yang memerlukan pendidikan yang layak. Pendidikan salah satu contoh kebudayaan
yang selalu berkembang sesuai perkembangan zaman. Manusia yang baik adalah
manusia yang dapat melestarikan kebudayaannya karena manusia sebagai makhluk budaya.
Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya dan yang
menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia. Hal ini juga yang membedakan
manusia dengan makhluk yang lainnya ( hewan ) dengan adanya kebudayaan dan
pendidikan. Perkembangan pendidikan sejajar dengan perkambangan kebudayaan.
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan
merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai – nilai
kebudayaan ( pendidikan bersifat reflektif ). Pendidikan juga bersifat
progresif yaitu yang selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai
tuntutan perkembangan kebudayaan.
B.
Saran
Kebudayaan itu di
ibaratnya seperti ciri khas dari manusia yang menggunakan kebudayaan tersebut.
Kita sebagai manusia yang berbudaya setidaknya kita dapat menjaga
kebudayaan yang kita punya bahkan kalau bisa kita melestarikan kebudayaan yang
ada di Indonesia. Agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan luar yang akhiri –
akhir ini berkembang di dunia .
DAFTAR
PUSTAKA
Hatimah,
I. dkk. ( 2010 ) Pembelajaran Berwawasan
Kemasyaraktan.
Jakarta : Universitas
Terbuka
Wahyudin,
D. dkk. ( 2010 ) Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
0 komentar:
Posting Komentar