KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat hidayah serta
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan Judul “Tri Pusat
Pendidikan” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Selanjutnya salam serta shawalat semoga tetap tercurah bagi Hamba Pilihan
Allah Rasulullah Muhammad SAW yang mengubah tatanan kejahiliaan menuju tatanan
islamiyah, sehingga keindahan islam masih bisa kita rasakan sampai saat ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami membahas mengenai tripusat pendidikan,
dimana dalam pembahasannya tidak pernah lepas mulai dari system pendidikan di
sekolah sampai kepada kemasyarakatan, dengan ini pula semoga makalah yang kami
buat ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi rekan-rekan mahasiswa dan lebih
khusus kepada kami sebagai penyusun.
Akhir kata semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca. Amin…. Ya Rabbal Alamin…..
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi
Lingkungan Pendidikan...................................
B. Tri Pusat Pendidikan.............................................................................
C. Hubungan Timbal Balik
antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat...
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Kritik dan Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak yang
ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa.
Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang
diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu
pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas
pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang
pendidikan.
Diantara
pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap peserta
didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat.
Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan
tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm
pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan
fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar
pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
- Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
- Definisi Tri Pusat Pendidikan
- Keluarga
- Sekolah
- Masyarakat
- Hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
C.
Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan
ditulisnya makalah ini adalah untuk:
- Mengetahui Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
- Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan
- Mengetahui penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
- Mengetahui Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki
kemampuan khusus yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi
karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia, karena lingkungan dapat mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung
jawab atas terhadap kedewasaaan anak didik, namun lingkungan mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan anak didik karena anak didik pasti akan
tinggal disuatu lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya
lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.[1]
Lingkungan
pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga
lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi
dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan yang
terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.[2]
Perlu
dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni
membimbing, mengajar,dan/melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989)[3]. Tiga aspek tersebut
dapat dibedakan sebagai berikut :
- Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayann)
- Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
- Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)
B. Tri
Pusat Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri
Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan
dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara
tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
2.2.1
Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer
yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah.
Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan
anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek,
nenk, adik/ipar, pembantu dan lain-lain).[4] Keluarga merupakan
lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami
oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan
baik.
Lingkungan
keluarga adalah merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang
terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga.
Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam
keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam pendidikan,[5] yaitu:
1. Pengalaman pertama masa kanak kanak.
2.
Menjamin kehidupan emosional anak.
3.
Menanamkan dasar pendidikan moral.
4.
Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.
Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut
Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual)
maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan
kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil
tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun,
sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat
dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,[6] meliputi:
1.
Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai
hubungan orang tua dan anak.
2.
Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi
kedudukan orang tua terhadap anaknya.
3.
Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang
pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
4.
Memelihara dan membesarkan anaknya.
5.
Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
2.2.2
Sekolah
Pada
dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga,
yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban
manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan
keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu
efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam
proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini
adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur,
sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.[8]
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung
disekolah ini yaitu:
1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi
atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2.
Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif
homogen
3.
Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan
yang harus diselesaikan
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak
bersifat akademis dan umum
5. Adanya penekanan tentang kualitas tentang
pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang
1.
Tanggung
jawab sekolah
Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal,
sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas yang berlaku,
meliputi:[9]
1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai
dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku
2. Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk,
isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat
dan bangsa
3. Tanggung jawab fungsional ialah tanggung
jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan
ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2.
Sifat-sifat
lembaga pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua
setelah keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang
tua yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah
Dari kenyataan-kenyataan tersebut maka
sifat-sifat dari pendidikan sekolah tersebut adalah:[10]
1.
Tumbuh sesudah keluarga
2.
Lembaga pendidikan formal
Dinamakan
lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti
memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan
resmi
1.
Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Lembaga pendidikan
didirikan tidak atas hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya
dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan
3. fungsi
dan peranan sekolah
Peranan
sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah
bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku
anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan
kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:[11]
1.
Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara
guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru
(karyawan).
2.
Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan
sekolah.
4. Ditinjau
dari segi sifatnya
a.
Sekolah Umum
Yaitu
sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan
tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD
/MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b.
Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga
pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian
tertentu, seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
2.2.3
Masyarakat
Masyarakat
diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman
yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan
kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.[14]
Masyarakat
juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata
nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan
wahana pendidikan; medan
kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain
sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi
dalam masyarakat.[15]
Dalam
pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan.
Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan
keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah
Untuk agak memperjelas pengertian kita tentang lingkungan
itu, baiklah kita jangan terlalu terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan
tentang lingkungan bukan atas dasar tempat, melainkan atasa dasar “peranan”
orang-orang yang berada dalam lingkungan-lingkungan itu.
Jika orang tua atau anggota keluarga yang
lain, tidak berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku
perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak berada dalam
lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih berada di halaman rumahnya.
Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya.
Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di
sekitar halaman rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota keluarga yang lain masih mengadakan pengawasan
terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan, bahwa anak itu
berada di dalam lingkungan keluarga. Misalnya mereka sedang berjalan-jalan di
sebuah taman, mereka pergi ke tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak
berada di dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang
tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru
atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam
lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat,
atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.
Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak
ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak yang
berada di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari
masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat
dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas
menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang
bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan
pengaruh yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik
terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju
kepada hal-hal yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri maupun bagi
kehidupan bersama.[16]
Pengaruh
yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan
pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang
lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian,
kebudayaan, olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa yang
bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau
fakultas. Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan
pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan
pemuda yang di organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang
yang di maksud dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam
pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik,
merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada
kehidupan bersama.[17]
Pengaruh
yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya di dalam masyarakat.
Dan anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan
sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah
mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh
karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan
terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa
anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan,
tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh
pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan
Contoh:
setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang jam 10 atau 11
malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa lama tetapi apa
hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak.
Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang
mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang tua lah yang bersalah paling besar.
Mengapa ia tidak selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap anaknya.
Andaikata orang tua selalu mengadakan pengawasan dengan teliti, selalu
mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul, kiranya tidak akan terjadi
hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya akan bisa di cegah
sebelumnya.
C.
Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
2.3.1
Hubungan
keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi
terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk
kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari
keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus
mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua
golongan masayarakat, salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan
watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika
tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling
mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang
baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan
mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai
bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community
school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran
adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan
tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang
sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam
usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah
sebagai berikut :[18]
· Fungsi kasih sayang
· Fungsi ekonomi
· Fungsi pendidikan
· Fungsi perlindungan/penjagaan
· Fungsi rekreasi
· Fungsi status keluarga
· Fungsi agama
2.3.2
Pengaruh
sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada
dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk
sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat,
tentu produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi
perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga
investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan
kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat,
akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat
bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan
sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:[19]
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi
perkembangan masyarakat.
3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan
terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
4. Melahirkan sikap-sikap positif dan
konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang
harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki
hubungan rasional berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan
rasional diantara keduanya:
a. Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap
kebutuhan pendidikan di masyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan
konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang
diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan
pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi
timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
b. Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga
persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan
masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan
kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
c. Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani
masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya.
Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan
tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
2.3.3
Pengaruh
masyarakat terhadap sekolah
Pada dasarnya masyarakat senantiasa
memiliki dinamika untuk selalu tumbuh dan berkembang, disamping itu juga setiap
masyarakat memiliki identitas tersendri sesuai dengan pengalaman budaya dan
perbendaharaan alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki physical
environment (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan
social environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya
alam, sumber daya manusia dan budaya.[20]
Keterkaitan
masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap
orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya
ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam
wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata
lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik,
sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan
tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi
sosial kultural.
Masyarkat
dengan segala atribut dan
identitassnya yang memiliki dinamika ini, secara langsung akan berpengaruh
terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:[21]
1.
Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa
suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa pengaruh
terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini adalah
wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan
dari, oleh untuk masyarakat.
Arah
program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam
kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu.
Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang
memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan
diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.
Sebagai
bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program pendidikan
disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada
masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan masyarakat juga
terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode
tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak
pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan
selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat
yang terjadi.
2.
Terhadap proses pendidikan di sekolah
Pengaruh
masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu yang jelas
membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Adapun
pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose belajar
mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik didalam
proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses penyelenggaraan
pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas kompenen
manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini
pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar,
karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi
masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah,
menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan
masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di
masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu
merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tripusat
Pendidikan ialah Lingkungan pendidikan yang sangat berperan penting dalam
pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Semua Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran dan tanggung
jawab masing-masing dalam pendidikan manusia.
Semua
lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara satu
dengan lainnya, diantaranya:
- Hubungan antara keluarga dan sekolah
- Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
- Pengaruh masyarakat dan sekolah
Hubungan
timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa berjalan dengan
baik.
B. Kritik dan Saran
Dengan
adanya makalah ini, kami berharap agar para pembaca umumnya dan kami sebagai
penulis khususnya dapat dijadikan acuan sebagai bahan pembelajaran, oleh
karenanya kami juga berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini,
kiranya dapat memberikan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
untuk perbaikan penyusunan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya
kami berharap Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.
2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Indrakusuma,
Amier Daien. 1975. Pengantar
Ilmu Pendidikan. Malang:
Usaha Nasional.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar
Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo.
2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.
Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu
pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya
terima kasih
BalasHapus