Rabu, 19 Desember 2012

KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai “siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Mansyur (1991), batasan belajar mengajar yang bersifat umum mempunyai empat dasar strategi, yaitu :
1.    Mengindentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2.    Mempertimbangkan dan memilah system belajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
3.    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4.    Menetapkan norma norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standart keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan system instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Strategi belajar mengajar pada dasarnya memiliki implikasi sebagai berikut :
1.    Proses mengenal karateristik dasar anak didik yang harus dicapai melalaui pembelajaran,
2.    Memilih system pendekatan belajar berdasarkan kultur, aspirasi dan pandangan filosofis masyarakat,
3.    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik mengajar
4.  Menetapkan norma norma atau Kriteria Kriteria keberhasilan belajar.

Definisi dari para ahli tentang belajar antara lain sebagai berikut :
1.    Skinner (dalam Barlow, 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2.    Hilgard & Bower dalam bukunya “Theories of Learning” (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman  yang berulang ulang dalam situasi tersebut.
3.    M. Sobry Sutikno dalam bukunya “Menuju Pendidikan Bermutu” (2004), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4.    C.T. Morgan dalam “Introduction To Psychology” (1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
5.    Thursan Hakiem  dalam bukunya “Belajar Secara Aktif” (2002), mengartikan  belajar suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku.

Belajar Konsep Dan Belajar Proses
   Apabila persoalan belajar keterampilan proses dikaitkan dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), maka tampak beberapa kesamaan konseptual, baik belajar ataupun keterampilan proses, keduanya mempunyai cirri cirri sebagai berikut :
a) Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang memadai;
b) Menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran;
c) Menekankan pentingnya bahwa belajar adalah proses timbale balik yang dapat dicapai oleh anak didik;
d) Menekankan hasil belajar secara tuntas dan utuh.
Konsep Mengajar
“ Mendidik bukan hanya dengan nasehat saja, sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik, baik dengan apa yang dikatakannya. Jangan di lain kata, lain perbuatan” (JULLY CHEUNG).
      Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari Guru kepada Siswa. Banyak kegiatan ataupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, Oleh karena itu rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).
      Hasibuan (2000) menyebutkan bahwa konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai sesuatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan di kalangan pengajar. Hasil penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional di atas.

Hakikat Proses Belajar Mengajar
            Dalam seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung  kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.
      Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan 2 pelaku aktif, yaitu Guru dan Siswa, Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang di desain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
      Sama halnya dengan belajar, mengajar pada haikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Nana Sudjana, 1991)
Kegiatan belajar mengajar memiliki cirri cirri sebagai berikut :
a) Memiliki tujun, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu,
b) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah langkah, metode dan tehnik yang direncanakan dan di desain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
d) Adanya materi yang jelas, terarah dan terencana dengan baik.
e) Adanya aktifitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
f) Aktor guru yang cermat dan tepat
g) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan guru anak didik dalam proporsi masing masing.
h) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
i) Evaluasi, baik evaluasi proses ataupun evaluasi produk.

READ MORE » KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Kamis, 13 Desember 2012

MAKALAH PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP



MAKALAH PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I
PENDAHULUAN
   
A.        PENTINGNYA EKOSISTEM HUTAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA”
Hutan merupakan satu ekosistem yang sangat penting di muka bumi ini, dan sangat mempengaruhi proses alam yang berlangsung di bumi kita ini. Ada 7 fungsi hutan yang sangat membantu kebutuhan dasar “basic needs” kehidupan manusia, yaitu:
Hidrologis, hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun embun yang pada khirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai melalui mata air-mata air yang berada di hutan. Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dan diimpan di dalam tanah dan tidak terbuang percuma.
Melihat topografi Minahasa, bergunung-gunung dan terjal, sehingga banyak lahan-lahan kritis yang mudah tererosi apabila datang hujan. Keberadaan hutan sangat berperan melindungi tanah dari erosi dan longsor.
Hutan pula merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman-tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kita tak punya lagi dapur alami bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi tanaman-tanaman air yaang ada di sungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.
Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim, melalui kumpulan pohon-pohonnya dapat memprduksi Oksigen (O2) yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerap carbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru wilayah setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah.
Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga fungsi hutan yang penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio-embrio flora dan fauna yang bakal menembah keanegaragaman hayati. Dengan salah satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan kondisi ketahanan ekosistem di satu wilayah.
Hutan mampu memberikan sumbangan hail alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang industri, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan lain seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat.
Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya, sebagai penambah estetika alam bagi bentang alam yang kita miliki.




BAB II
PERMASALAHAN

A.      BEBERAPA PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
1.      Cukup banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi.
2.      Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup.
3.      Kurangnya peralatan pengolah lingkungan di indonesia.
4.      Kurangnya pengawasan dari pemerintah pusat maupun daerah.
B.        BENTUK KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.      Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a.          Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1.      Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2.      Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3.      Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4.      Gas yang mengandung racun.
5.      Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b.          Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1.      Berbagai bangunan roboh.
2.      Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3.      Tanah longsor akibat guncangan.
4.      Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5.      Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

c.           Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1.      Merobohkan bangunan.
2.      Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3.      Membahayakan penerbangan.
4.      Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

2.      Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
1.      Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
2.      Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3.      Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

3.      Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1.      Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
2.      Perburuan liar.
3.      Merusak hutan bakau.
4.      Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5.      Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6.      Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
7.      Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

BAB III
UPAYA PELESTARIAN

Pelestarian lingkunagn hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada UU No.23 1997. UU ini berisi tentang rangkaian upaya untuk melindungi kemampuanlingkungan hidup terhadap terhadap tekanan perubahan dan dampak negative yang ditimbulkan suatu kegiatan. Upaya ini dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam yang ada dapat berlanjut selama ada kehidupan.

1.      Upaya yang Dilakukan Pemerintah
 Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
  1. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata   Guna Tanah.
  2. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  3. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
  4. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,

Tujuan pokok Badan Pengendalian Lingkungan:
  1. Menanggulangi kasus pencemaran.
  2. Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
  3. Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
  4. Mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2.      Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a.      Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b.      Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1)      Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2)      Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3)      Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c.       Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1.      Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2.      Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3.      Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4.      Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5.      Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
6.      Ikut berpartisipasai dalam kegiatan pecinta alam.
7.      Memasok peralatan yang canggih.
8.      Melakukan penyuluhan pada masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup.
d.      Pelestarian laut dan pantai
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1.      Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2.      Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3.      Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4.      Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e.       Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1.      Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2.      Melarang kegiatan perburuan liar.
3.      Menggalakkan kegiatan penghijauan.
BAB IV
KESIMPULAN

  1. Kita sebagai generasi muda yang baik harus bnikut serta dalam upaya melestarikan lingkungan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup.
  2. Dengan melestarikan lingkungan berarti kita telah menyelamatkan beribu bahkan berjuta juta nyawa. Karena banyak nyawa yang melayang itu banyak disebabkan adanya kerusakan lingkungan.
  3. “Lingkungan hidup” merupakan tempat berinteraksi makhluk hidup yang membentuk suatu system jaringan kebutuhan, yaitu: jenis dan jumlah masing- masing unsur lingkungan, interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, perilaku dan konndisi unsur lingkungan hidup dan factor material, seperti suhu dan cahaya.
  4. “Lingkungan hidup”, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
  5. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

READ MORE » MAKALAH PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

MAKALAH TRIPUSAT PENDIDIKAN



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan Judul “Tri Pusat Pendidikan” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Selanjutnya salam serta shawalat semoga tetap tercurah bagi Hamba Pilihan Allah Rasulullah Muhammad SAW yang mengubah tatanan kejahiliaan menuju tatanan islamiyah, sehingga keindahan islam masih bisa kita rasakan sampai saat ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami membahas mengenai tripusat pendidikan, dimana dalam pembahasannya tidak pernah lepas mulai dari system pendidikan di sekolah sampai kepada kemasyarakatan, dengan ini pula semoga makalah yang kami buat ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi rekan-rekan mahasiswa dan lebih khusus kepada kami sebagai penyusun.

Akhir kata semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin…. Ya Rabbal Alamin…..

Penyusun


Kelompok 2



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .....................................................................................
B.     Rumusan Masalah ................................................................................
C.     Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan...................................
B.     Tri Pusat Pendidikan.............................................................................
C.     Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat...

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................................
B.     Kritik dan Saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN
  
A.    Latar Belakang
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak yang ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa. Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang pendidikan.
Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
  1. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
  2. Definisi Tri Pusat Pendidikan
  3. Keluarga
  4. Sekolah
  5. Masyarakat
  6. Hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat

C.    Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:
  1. Mengetahui Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
  2. Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan
  3. Mengetahui penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
  4. Mengetahui Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, karena lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab atas terhadap kedewasaaan anak didik, namun lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak didik karena anak didik pasti akan tinggal disuatu lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.[1]
Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.[2]
Perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar,dan/melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989)[3]. Tiga aspek tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayann)
  2. Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
  3. Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)

B.     Tri Pusat Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
2.2.1        Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek, nenk, adik/ipar, pembantu dan lain-lain).[4] Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang  paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam pendidikan,[5] yaitu:
1.      Pengalaman pertama masa kanak kanak.
2.      Menjamin kehidupan emosional anak.
3.      Menanamkan dasar pendidikan moral.
4.      Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.      Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,[6] meliputi:
1.      Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
2.      Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap anaknya.
3.      Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
4.      Memelihara dan membesarkan anaknya.
5.      Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak. 

2.2.2        Sekolah
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.[8]
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu:
1.      Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2.      Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3.      Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4.      Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5.      Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang
1.      Tanggung jawab sekolah
Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:[9]
1.      Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
2.      Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
3.      Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2.      Sifat-sifat lembaga pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang tua yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah
Dari kenyataan-kenyataan tersebut maka sifat-sifat dari pendidikan sekolah tersebut adalah:[10]
1.      Tumbuh sesudah keluarga
2.      Lembaga pendidikan formal

Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi
1.      Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan
3.      fungsi dan peranan sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:[11]
1.      Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
2.      Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
4.      Ditinjau dari segi sifatnya
a.       Sekolah Umum
Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD /MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b.      Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.

2.2.3         Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.[14]
Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.[15]
Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan. Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah
 Untuk agak memperjelas pengertian kita tentang lingkungan itu, baiklah kita jangan terlalu terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang lingkungan bukan atas dasar tempat, melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang yang berada dalam lingkungan-lingkungan itu.
Jika orang tua atau anggota keluarga yang lain, tidak berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak berada dalam lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih berada di halaman rumahnya. Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya.
Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di sekitar halaman rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota keluarga yang lain masih mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di dalam lingkungan keluarga. Misalnya mereka sedang berjalan-jalan di sebuah taman, mereka pergi ke tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berada di dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.
Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak yang berada di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna  bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan bersama.[16]
Pengaruh yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian, kebudayaan, olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau fakultas. Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang di organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang yang di maksud  dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik, merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada kehidupan bersama.[17]
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya  di dalam masyarakat. Dan anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan
Contoh: setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang jam 10 atau 11 malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul, kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya akan bisa di cegah sebelumnya.

C.    Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
2.3.1        Hubungan keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :[18]
· Fungsi kasih sayang
· Fungsi ekonomi
· Fungsi pendidikan
· Fungsi perlindungan/penjagaan
· Fungsi rekreasi
· Fungsi status keluarga
· Fungsi agama
2.3.2        Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:[19]
1.      Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2.      Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3.      Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
4.      Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a.       Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
b.      Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
c.       Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.



2.3.3        Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu tumbuh dan berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat memiliki identitas tersendri sesuai dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki physical environment (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya.[20]
Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:[21]
1.      Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan dari, oleh untuk masyarakat.
Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.
Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat yang terjadi.
2.      Terhadap proses pendidikan di sekolah
Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar, karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tripusat Pendidikan ialah Lingkungan pendidikan yang sangat berperan penting dalam pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semua Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pendidikan manusia.
Semua lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara satu dengan lainnya, diantaranya:
  1. Hubungan antara keluarga dan sekolah
  2. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
  3. Pengaruh masyarakat dan sekolah
Hubungan timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa berjalan dengan baik.

B.     Kritik dan Saran
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar para pembaca umumnya dan kami sebagai penulis khususnya dapat dijadikan acuan sebagai bahan pembelajaran, oleh karenanya kami juga berharap kepada semua pihak yang membaca makalah ini, kiranya dapat memberikan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk perbaikan penyusunan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya kami berharap Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.






DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Indrakusuma, Amier Daien. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha   Nasional.
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo.  2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.
Puranto, M. Ngalim. 1995.  Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya
READ MORE » MAKALAH TRIPUSAT PENDIDIKAN
 
© 2010 Blog HPB | Blogger.com